Senin, 03 Mei 2010

Paradigma Kecerdasan Buatan

Software sebagai bagian dari cara memenuhi kebutuhan bisnis dan organisasi telah dipahami oleh sebagian besar perusahaan dan institusi modern. Sehingga sistem pengolahan data dan penyebaran informasi yang berbasis IT mutlak menjadi kebutuhan, hal ini menjadikan bisnis IT laris manis pada beberapa tahun terakhir. Sehingga bermunculan banyak perusahaan IT dengan berbagai produk dan harga. Perkembangan ini disisi konsumen sangat menguntungkan karena harga software bisa jadi kompetitif, tetapi disisi produsen produk IT persaingan menjadi sangat ketat. Hal ini karena sebagain besar pelaku bisnis IT masih mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan paradigma lama yaitu SIM, sistem informasi yang dikembangkan untuk mengolah dan menyebarkan informasi saja, padahal masih banyak prospek IT yang bisa digali diluar produk SIM .

Pada bukunya Sistem Informasi Manajemen, Raymond MAcleod, membedakan produk atau software pengolah informasi (Sistem informasi) menjadi 4 kategori :

1. Sistem Pengolahan Transaksi (Transaction Processing Systems-TPS)

2. Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems-MIS)

3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems-DSS)

4. Sistem Pakar & Kecerdasan Buatan (Expert System and Artificial Intelligence-ES &AI)

Pada perkembangannya, di Indonesia bisnis yang paling banyak dikembangkan adalah bisnis-bisnis yang berpusat pada TPS dan MIS. Sementara untuk produk DSS dan ES serta AI belum banyak dikembangkan.

AI (Kecerdasan Buatan) adalah cabang IT yang berusaha mengimitasi atau meniru kecerdasan atau cara berpikir manusia untuk diaplikasikan pada komputer. Sebagian besar produk IT berbasis AI dan ES masih merupakan riset, sehingga belum siap jika dilemparkan ke pasaran. Justru inilah yang menjadikan prospek bidang ini cukup bagus, karena jika berhasil dikembangkan sistem yang bisa diterima pasar, pesaing dari produk sejenis masih sedikit.

Banyak bidang-bidang IT yang sebenarnya prospektif belum di eksplorasi secara maksimal oleh insan IT Indonesia, sehingga bisnis IT jenuh dengan produk-produk "standar". Riset dan pengembangan software berbasis AI dan ES adalah salah satu tantangan yang menjanjikan untuk lebih eksis di dunia IT, dimana inovasi dan kreatifitas adalah harga mati untuk bertahan hidup.

Tidak ada komentar: